Profil Desa Telaga
Ketahui informasi secara rinci Desa Telaga mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Telaga, Kecamatan Bantarkawung, Brebes, sebuah desa perbatasan strategis dengan Jawa Barat. Temukan potensi pertanian, keunikan geografis, data demografi terbaru, dan tata kelola pemerintahannya dalam ulasan komprehensif ini.
-
Lokasi Perbatasan Strategis
Desa Telaga merupakan garda terdepan Kabupaten Brebes yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, menjadikannya wilayah penting secara geografis dan sosial-ekonomi
-
Ekonomi Pertanian dan Jaring Pengaman Sosial
Perekonomian desa bertumpu pada sektor pertanian, didukung oleh program pemerintah desa yang aktif seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa untuk menjaga kesejahteraan masyarakat
-
Potensi Spiritual dan Alam
Wilayah ini memiliki potensi unik yang belum banyak terekspos, yakni keberadaan Gunung Maruyung yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat, menawarkan potensi wisata minat khusus atau spiritual

Desa Telaga, sebuah nama yang mungkin belum begitu santer terdengar di kancah regional, namun menyimpan peran vital sebagai salah satu beranda terdepan Kabupaten Brebes. Terletak di Kecamatan Bantarkawung, wilayah ini menjadi penanda batas antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Barat. Jauh dari hiruk pikuk pusat pemerintahan kabupaten, Desa Telaga menawarkan gambaran kehidupan masyarakat perbatasan yang tangguh, dengan topografi perbukitan yang menawan serta potensi yang perlahan mulai terkuak. Profil ini akan mengupas secara mendalam mengenai kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga tata kelola pemerintahan di Desa Telaga, berdasarkan data faktual dan informasi terkini.
Lokasi Geografis dan Wilayah Administratif
Secara geografis, Desa Telaga tercatat pada koordinat 7°16′44″ Lintang Selatan dan 108°55′16″ Bujur Timur. Posisinya di wilayah selatan Kecamatan Bantarkawung menjadikannya salah satu desa paling strategis sekaligus terpencil di Kabupaten Brebes. Luas wilayah Desa Telaga yaitu 412,02 hektare atau sekitar 4,12 kilometer persegi. Dengan luas tersebut, desa ini memiliki peran penting sebagai zona penyangga dan perlintasan antar-kabupaten.
Batas-batas administratif Desa Telaga terdefinisi dengan jelas. Di sisi utara, desa ini bersebelahan dengan Desa Karangpari. Di sebelah selatan, wilayahnya berbatasan langsung dengan Desa Cibentang. Sementara di sisi timur, Desa Telaga berbatasan dengan Dukuh Cigunung yang merupakan bagian dari Desa Banjarsari. Batas paling signifikan ialah di sisi barat, di mana wilayah hutan Desa Telaga menjadi garis demarkasi alam yang memisahkannya dengan Kabupaten Cilacap. Di area perbatasan inilah terdapat sebuah situs penting yang dikenal sebagai Gunung Maruyung, yang memiliki nilai historis dan spiritual bagi masyarakat setempat. Lokasinya yang berada di perbukitan membuat kontur tanah di Desa Telaga cenderung bervariasi, dari dataran rendah untuk pemukiman hingga lahan miring yang dimanfaatkan untuk perkebunan dan pertanian lahan kering. Kondisi ini juga menuntut perhatian khusus terkait mitigasi bencana, terutama potensi tanah longsor pada musim penghujan, sebuah realitas yang pernah terjadi dan menjadi catatan penting bagi pemerintah dan warga setempat.
Demografi dan Struktur Kependudukan
Berdasarkan data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Brebes pada tahun 2023, jumlah penduduk Desa Telaga tercatat sebanyak 2.300 jiwa. Angka ini menempatkan Desa Telaga sebagai salah satu desa dengan populasi yang tidak terlalu padat di Kecamatan Bantarkawung. Jika dibandingkan dengan luas wilayahnya yang mencapai 4,12 kilometer persegi, maka kepadatan penduduk di Desa Telaga berada di angka sekitar 558 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini tergolong sedang, menunjukkan bahwa masih terdapat ruang yang cukup luas untuk pengembangan wilayah di masa depan, baik untuk pemukiman maupun untuk optimalisasi lahan produktif.
Komposisi penduduknya, seperti kebanyakan wilayah perdesaan di Jawa, didominasi oleh masyarakat usia produktif yang menjadi tulang punggung perekonomian lokal. Karakteristik masyarakatnya sangat lekat dengan budaya agraris dan nilai-nilai gotong royong yang masih terjaga. Kehidupan sosial berjalan komunal, di mana interaksi antarwarga terjalin erat dalam kegiatan sehari-hari, upacara adat, maupun program-program yang diinisiasi oleh pemerintah desa. Keterlibatan aktif masyarakat terlihat dalam berbagai kegiatan, termasuk dalam program jaring pengaman sosial yang diselenggarakan pemerintah. Hal ini menunjukkan tingkat kesadaran dan partisipasi publik yang cukup baik dalam mendukung pembangunan dan kesejahteraan bersama di tingkat desa.
Perekonomian Berbasis Pertanian dan Dukungan Pemerintah
Perekonomian Desa Telaga selaras dengan corak utama Kecamatan Bantarkawung yang didominasi oleh sektor pertanian. Mata pencaharian utama penduduknya bertumpu pada pengelolaan lahan, baik sawah tadah hujan maupun perkebunan. Komoditas yang umum ditanam antara lain padi, palawija, serta tanaman keras seperti kayu dan buah-buahan yang cocok dengan kondisi geografis perbukitan. Sektor ini tidak hanya menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar keluarga, tetapi juga menjadi fondasi ketahanan pangan di tingkat lokal. Selain pertanian, sebagian kecil masyarakat juga bergerak di sektor perdagangan skala kecil, seperti membuka warung kebutuhan pokok, serta menjadi pekerja informal di sektor lain.
Pemerintah Desa Telaga, di bawah kepemimpinan Kepala Desa H. Rosad, menunjukkan peran aktif dalam menjaga stabilitas ekonomi warganya, terutama bagi kelompok rentan. Salah satu instrumen yang diandalkan yakni program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa (DD). Penyaluran bantuan ini dilakukan secara berkala dan terdata, menjadi jaring pengaman sosial yang vital untuk membantu keluarga prasejahtera memenuhi kebutuhan pokok dan menjaga daya beli. Dalam sebuah kesempatan penyaluran BLT-DD pada Maret 2025, Camat Bantarkawung, Watoid, S.IP., M.Si., menekankan pentingnya pemanfaatan bantuan untuk kebutuhan esensial. "Pemerintah Desa berkewajiban melaksanakan program-program prioritas penggunaan dana desa salah satunya program pemulihan ekonomi, berupa perlindungan sosial dan penanganan kemiskinan dalam bentuk BLT Desa,"
Potensi Tersembunyi di Wilayah Perbatasan
Meskipun belum dikenal sebagai destinasi wisata utama, Desa Telaga menyimpan potensi unik yang berakar dari kondisi geografis dan budayanya. Potensi paling menonjol yaitu keberadaan Gunung Maruyung di perbatasan sebelah barat. Berbeda dari objek wisata alam pada umumnya, Gunung Maruyung lebih dikenal oleh masyarakat lokal sebagai sebuah tempat keramat. Nilai spiritual dan historis yang melekat padanya menjadikan lokasi ini memiliki daya tarik tersendiri bagi wisata minat khusus, seperti ziarah, meditasi, atau studi budaya. Jika dikelola dengan tepat tanpa mengesampingkan kearifan lokal, potensi ini dapat dikembangkan menjadi sumber pendapatan alternatif bagi desa sekaligus melestarikan warisan budaya tak benda.
Selain Gunung Maruyung, bentang alam perbukitan yang menjadi ciri khas Desa Telaga juga menawarkan keindahan panorama alam yang masih asri. Udara yang sejuk dan pemandangan hijau yang membentang luas merupakan aset berharga yang dapat dikembangkan untuk kegiatan ekowisata atau agrowisata skala kecil. Pengembangan jalur trekking atau bersepeda menyusuri perbukitan bisa menjadi pilihan menarik bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan pengalaman otentik di perdesaan. Namun pengembangan potensi ini tentu memerlukan perencanaan yang matang, termasuk pembangunan infrastruktur pendukung yang memadai dan promosi yang efektif, agar pesona tersembunyi Desa Telaga dapat dikenal lebih luas tanpa merusak kelestarian lingkungan dan tatanan sosial yang ada.
Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Komunitas
Roda pemerintahan di Desa Telaga berjalan secara aktif dan terstruktur. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa H. Rosad, pemerintah desa menunjukkan komitmennya dalam menjalankan program-program prioritas nasional yang diturunkan ke tingkat desa, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan sosial dan pembangunan infrastruktur dasar. Keberhasilan dalam penyaluran BLT Dana Desa yang tepat sasaran dan transparan menjadi salah satu indikator berjalannya fungsi pemerintahan dengan baik. Koordinasi yang solid antara pemerintah desa, perangkat desa, pendamping desa dan lembaga desa lainnya, serta sinergi dengan pemerintah Kecamatan Bantarkawung, menjadi kunci efektivitas pelayanan publik.
Kantor Desa Telaga tidak hanya berfungsi sebagai pusat administrasi, tetapi juga sebagai pusat kegiatan masyarakat, seperti yang terlihat dari penggunaan aulanya untuk kegiatan penting seperti musyawarah dan penyaluran bantuan. Selain fokus pada pembangunan dan kesejahteraan, pemerintah desa juga dihadapkan pada tantangan manajemen risiko bencana. Catatan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah mengenai peristiwa tanah longsor di masa lalu menjadi pengingat akan pentingnya program mitigasi dan kesiapsiagaan. Upaya seperti pembangunan talud, penanaman pohon di area lereng, dan edukasi kepada masyarakat menjadi agenda strategis yang perlu terus dijalankan untuk melindungi warga dan aset desa dari ancaman bencana alam.
Wajah Masa Depan Desa Telaga
Desa Telaga di Kecamatan Bantarkawung merupakan representasi dari sebuah wilayah perbatasan yang kaya akan potensi namun juga sarat dengan tantangan. Posisinya yang strategis di perbatasan Jawa Tengah-Jawa Barat, kekayaan alamnya yang berbasis pertanian, serta keunikan budaya spiritual di Gunung Maruyung adalah modal dasar yang sangat berharga. Didukung oleh tata kelola pemerintahan yang proaktif dan partisipasi masyarakat yang kuat, desa ini memiliki prospek cerah untuk berkembang menjadi sebuah komunitas yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing. Dengan terus mengoptimalkan sektor pertanian, mengembangkan potensi tersembunyi secara bijak, dan memperkuat infrastruktur serta kesiapsiagaan bencana, Desa Telaga tidak hanya akan menjadi beranda terdepan yang kokoh bagi Kabupaten Brebes, tetapi juga sebuah contoh desa perbatasan yang mampu bertumbuh secara berkelanjutan.